Senin, 10 Oktober 2016

KAPOLSEK COMAL SOSIALISASIKAN PENERIMAAN POLRI DI SMA NEGERI 1 COMAL

Tribratanewspemalang.com – Selasa (23/2) Kapolsek Comal AKP Asfauri, S.H M.H beserta Kanit Binmas, Kasie Humas, Kasium dan dua anggota Polwan Polsek Comal melaksanakan Sosialisasi Penerimaan Anggota Polri T.A. 2016 di SMA Negeri 1 Comal. Kegiatan sosialisasi yang dihadiri seluruh siswa SMA Negeri 1 Comal yang duduk di kelas XII tersebut dilaksanakan di Masjid SMA Negeri 1 Comal. Kegiatan tersebut disambut hangat oleh Kepala sekolah SMA negeri 1 Comal yang langsung memberikan sambutan pada acara pembuka.
Dalam kesempatan ini, Kapolsek Comal AKP Asfauri S.H. M.H. memberikan arahan kepada siswa – siswi tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendaftar menjadi anggota polri. Kapolsek Comal juga memberikan sedikit gambaran tentang tata cara mendaftar sampai dengan tes yang harus dijalani untuk menjadi anggota polri. Tidak sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan, menunjukan antusias siswa untuk mendaftar menjadi anggota polri. Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapakan animo masyarakat untuk mendaftar menjadi anggota Polri dari tahun ke tahun akan semakin meningkat.

Pemuda Comal Gelar Aksi Peduli Palestina

Tribunnews.com, PEMALANG—   Senin (21/7/2014)  ratusan pemuda yang tergabung dalam aliansi bernama Himpunan Pemuda Islamiyah (Hamasah) Comal menggelar aksi damai peduli Palestina di beberapa titik keramaian sekitar Kec. Comal, Pemalang.
Siswa-siswi dan alumni SMA Negeri 1 Comal beserta pemuda dan masyarakat umum sekitar Comal ini akan memulai aksi bertajuk “Dari Comal, Bersama Indonesia, UntukPalestina” ini pada pukul 13.00 WIB. Masjid At-Taqwa SMAN 1 Comal akan menjadi tempat berkumpul awal massa sebelum berangkat menuju Pertigaan Jl. Gatot Subroto (Klenteng) untuk memulai longmarch.
Koordinator aksi David Fariyaldi menuturkan, aksi yang akan diselenggarakan adalah bentuk nyata kepedulian pemuda Comal terhadap penderitaan rakyat Palestina.
“Tentu doa juga kita sampaikan untuk para saudara kita di Palestina. Namun demikian, dengan aksi ini kami ingin bisa melakukan kontribusi nyata lain yang harapannya bisa sedikit meringankan penderitaan mereka di sana,” kata David Fariyaldi.
Meski gagasan awal dan mayoritas penggerak aksi ini adalah keluarga besar SMAN 1 Comal, lanjut David, dirinya berharap masyarakat Comal dan sekitarnya bisa turut berpartisipasi dalam aksi ini.  
Selain melakukan longmarch dengan rute Klenteng-Pasar Comal-Pertigaan Blandong, aksi akan diisi dengan penyampaian orasi, pembacaan puisi, dan penampilan lainnya dari peserta aksi. Bersamaan dengan itu, penggalangan dana dari masyarakat akan dilakukan oleh petugas dari peserta aksi. Direncanakan rangkaian aksi akan selesai pada pukul 17.30.     
Dana yang terkumpul nantinya akan disumbangkan melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP). Sebelumnya, panitia telah menyelenggarakan penggalangan dana dengan membuat posko yang dibuka setiap sore hingga malam hari di depan kampus SMA Negeri 1 Comal. Penggalangan dana di lingkungan keluarga besar SMAN 1 Comal juga telah lebih dahulu diadakan. (Humas Panitia)

Film Karya Siswa SMA N 1 Comal menjadi pemenang favorit di Festival Film Pendek SCTV

Pemalang – Dalam rangka HUT ke 26, SCTV menyelenggarakan Festival Film Pendek Indonesia atau Indonesia Short Film Festival (ISFF 2016).

Pada Festival Film Pendek Indonesia tersebut dibagi dalam berbagai kategori, yaitu:
1. Film Pendek Drama Terbaik
2. Film Pendek Thriller Terbaik
3. Film Pendek Komedi Terbaik
4. Film Pendek Action Terbaik
5. Film Pendek Animasi Terbaik
6. International Short Film Terbaik
7. Film Pendek Favorit (pilihan pemirsa melalui www.vidio.com).

Siswa SMA Negeri 1 Comal melalui film “ANDI", produksi Smanco Smart menjadi pemenang Favorit pilihan pemirsa. Film pendek ini disutradarai oleh Suto Setiadi, dengan pemain utama Andi Purwa Negara sebagai Andi, Dies Valie Vivanda sebagai ibu Andi dan Ivory Petricia Princes sebagai adik Andi. Serta di didukung pemain pembantu yang lain.

Mengambil lokasi shooting sekitar pasar Comal, kawasan konservasi hutan mangrove Ulujami Pemalang dan seputar wilayah Comal. Film ini menceritakan tentang sosok Andi yang sangat peduli terhadap lingkungan meskipun hanya seorang tukang parkir.

Pembuatan film in membutuhkan waktu sekitar 2 bulan dengan waktu syuting selepas jam sekolah atau sepulang sekolah.Peran penting serta dukungan yang mampu memberikan motivasi bagi mereka yakni guru mereka sendiri Chotim Aristanti. Menurut Chotim, ”Mereka memiliki kegiatan di luar sekolah, saya mengetahui dan peduli untuk mengarahkan mereka".

Sebenarnya tidak ada ekskul sinema di sekolah, sementara dia  seorang guru teknologi informatika dan komputer (TIK) di SMA 1 Comal. Karena itu bersama siswa-siswanya belajar bersama-sama untuk memproduksi film pendek tersebut.

Chotim yang menguasai ilmu TIK, memadukannya dalam pembuatan dan pengelolaan film selama mengikuti festival film pendek. Upaya yang dilakukan untuk meraih prestasi yang tinggi itu adalah dengan memanfaatkan teknologi yakni internet. Siswa memberikan penilaian lewat email atau media sosial, selain meminta dukungan ke siswa juga ke keluarga besar sekolah.

SMA Negeri Comal, dalam hal ini Smanco Smart memperoleh hadiah Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) yang akan diberikan pada puncak acara HUT ke 26 SCTV pada Rabu ini 24 Agustus 2016.

SMA Negeri 1 Comal Raih 9 Medali Emas

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Comal menyabet 9 emas, 2 perak dan 5 perunggu dalam Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA) yang digelar belum lama ini. Keberhasilan ini tak lain karena pembinaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Kepala SMA Negeri 1 Comal, Drs H, Supaat melalui humasnya Susilo mengatakan  bahwa prestasi yang diraih oleh siswanya karena pembinaan yang berjenjang. Mereka sudah dipantau semenjak SMP. Kecuali, untuk cabang atletik yang melalui seleksi ketat.
Para siswa yang mempunyai skill dan talent dalam bidang atletik dikumpulkan lalu harus menjalani tahap seleksi.  Jadi, dalam bertanding mental dan kesiapan sudah tertata. Terbukti, hasilnya dapat terlihat dengan raihan prestasi yang diperoleh.
“ Pembinaan yang serius itu kuncinya,” tandas Susilo.
Sementara itu, Drs Edi Raharjo salah seorang guru olahraga pada sekolah tersebut mengiyakan apa yang dikatakan oleh Susilo, lebih jauh Edi menuturkan bahwasannya untuk persiapan POPDA khususnya dicabang atletik dirinya telah mempersiapkannya selama satu bulan. Berbeda dengan pencak silat, siswa yang dikirim merupakan langganan juara baik dikabupaten maupun propinsi. Mereka itu, Otik, Novi dan Yeni.
Sebagai taliasih mereka diberi dana pembinaan oleh sekolah masing-masing sebesar Rp 300 ribu untuk medali emas, Rp 200 ribu untuk medali perak dan Rp 100 untuk medali perunggu.
Otik  siswa kelas 10.4 , peraih mendali emas pada cabang pencak silat yang turun di kelas A putri  kepada Jateng News mengatakan prestasi yang didapat ditujukan sebagai terimakasih dan tanggung jawab kami.
“Saya dan teman-teman harus bisa menunjukan kepada sekolah kemampuan yang kami miliki, apalagi kami masuk disini karena adanya prestasi olahraga,” tandasnya. (@bi/suryo)
Berikut perolehan medali SMA Negeri 1 Comal, sumber Dindikpora
Pencak Silat 2 Emas (Otik /10-4; Yeni /10-2),
Taekwondo 2 Emas (Amiroh N /10-2; Rado /12-IPS),
Tenis Meja 1 Emas (Aru Anindia /11-IPS),
Bath Minton 1 Emas (Audina S /10-1),
Lempar Lembing 1 Emas (Windi Susanti /11-IPA 3),
Lempar Cakram 1 Emas (Slamet Raharjo /11-IPA),
Lompat Jauh 1 Emas (Retno Ulfah /11-IPA),
Karate 1 Perak (Nur Dinda /12-Bahasa),
Tenis Meja 1 Perak (Rusinta /10-9),
Tenis Lapangan Putra 1 Perunggu (Hardi S /11-IPA),
Bath Minton 1 Perunggu (Pribadi /11-IPS),
Pencak Silat 1 Perunggu (Nova /10),
Tenis Lapangan Putri 1 Perunggu (Esa Hardika /11-IPA),
Lempar Cakram 1 Perunggu (Widya S /11-IPA 3).

Kenalan dengan Juara Olimpiade Sosiologi Se-Indonesia

JAKARTA – Olimpiade Sosiologi kembali digelar. Olimpiade yang diadakan setiap tahun ini diikuti siswa-siswi SMA dan SMK se-Indonesia.
Tahun ini, SMA Negeri 1 Comal berhasil tampil sebagai juara umum. Dengan demikian, mereka berhak membawa pulang piala juara.
Acara tahun ini dilaksanakan oleh Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS Unnes. Olimpiade ini diselenggarakan untuk bisa menciptakan iklim akademik yang bersifat kompetitif, sehat, cerdas, dan berkarakter.
“Selain itu, olimpiade juga bermanfaat untuk meningkatkan minat siswa untuk menekuni bidang studi sosiologi,” ungkap ketua panitia, Nurul Fatimah S.Pd, M.Si, seperti dikutip dari laman resmi Unnes, Rabu (23/9/2015).
Nurul juga menjelaskan bahwa Olimpiade Sosiologi 2015 diikuti 371 siswa dan 161 guru. Mereka berasal dari 107 sekolah di Sembilan provinsi Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa mereka begitu antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Selain juara umum, kompetisi ini juga melahirkan juara-juara lain. Juara harapan I didapat Al Ghifari Farhan Murzaki dari SMA Ekselensia Indonesia Bogor, juara harapan II diraih Sri Handayani dari SMAN I Yogyakarta, dan juara harapan III diraih Eka Fitri Susanti dari SMAN I Purworejo. (afr)

SMA Negeri 1 Comal Raih Piala Rektor Olimpiade Sosiologi Se-Indonesia

Ditengah carut marutnya pendidikan di Indonesia ternyata tidak menyurutkan semangat belajar bagi para siswa untuk tetap belajar dan berkompetisi dibidang pendidikan. Senin, 21 september 2015 pukul 11.30 WIB, siswa SMA Negeri 1 Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Muhammad Rifki  berhasil menjadi juara umum dalam Olimpiade Sosiologi SMA/SMK/MA Se-Indonesia tahun 2015.
Dengan hasil itu SMA Negeri 1 Comal berhak membawa pulang piala Rektor UNNES, kegiatan Olimpiade Sosiologi SMA/SMK/MA  Se-Indonesia III Tahun 2015 telah di laksanakan pada Sabtu 19 september 2015 oleh jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES. Bertindak sebagai ketua panitia Nurul Fatimah, Spd.Msi menjelaskan bahwa Olimpiade Sosiologi diikuti 371 siswa dan 161 guru yang berasal dari 107 sekolah dari 9 Provinsi diseluruh Indonesia. Jumlah ini menunjukan peningkatan antusias sekolah di bandingkan Olimpiade Sosiologi Tahun 2013 yang di perhelatan dua tahun lalu.
Acara ini di selenggarakan dengan tujuan untuk menciptakan iklim akademik yang kompetitif, sehat, cerdas serta berkarakter antar sekolah Se-Indonesia, khususnya bidang Sosiologi. “Selain itu Olimpiade juga bermanfaat untuk meningkatkan minat siswa untuk menekuni bidang studi sosiologi”. kata Nurul. Tema kegiatan Olimpiade kali ini adalah ” membangun karakter dan solidaritas melalui kompetisi yang sportif menuju generasi indonesia pintar”. imbuhnya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor IV bidang pengembangan dan kerjasama Prof. Dr. YL. Sukestiyarno. Msc. Dalam kegiatan Olimpade Sosiolagi SMA/SMK/MA Se-Indonesia yang berlangsung dalam 4 babak, M. RifkiI  dari SMAN 1 Comal, Pemalang, Jawa Tengah ini berhasil menjadi Juara 1, Juara II diraih oleh Hartono dari SMAN 1 Boyolali, Jawa Tengah, dan Juara III diraih oleh Fahmi Irfan ZakiI  dari MA Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat.
Ada pun untuk Juara Harapan I diraih Al-GhifariI Farhan Muzaki  dari SMA Ekselensia Indonesia Bogor, Jawa Barat, Juara Harapan II diraih oleh Sri Handayani  dari SMAN 1 Yogyakarta, dan Juara Harapan III diraih oleh Eka Fitri Susanti dari SMAN 1 Purwoharjo. Olimpide sosiologi dan Antropologi  ini akan di gelar kembali dua tahun mendatang.

SMAN 1 Comal, Religiusitas dalam Pelajaran Sosiologi

Jika religiusitas adalah pengetahuan tentang kebesaran Tuhan, maka religiusitas dapat ditemui di mana pun. Mengajarkan religiusitas juga dilakukan melalui pelajaran apa pun. DiSMAN 1 Comal, misanya, religiusitas dihadirkan melalui Pelajaran Sosiologi.
SMA Negeri 1 Comal adalah salah satu sekolah Kabupaten Pemalang. Secara lebih spesifik, sekolah ini terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani No.77, Comal. Sekolah ini memiliki 69 guru yang berkualifikasi S1 dan S2.
Secara sosiologis, kondisi siswa SMA Negeri 1 Comal cukup beragam, baik secara horizontal maupun vertikal. Keberagaman horizontal dapat dilihat dari agama yang dianut yaitu, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Adapun keberagaman vertikal dapat dilihat dari latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa. Mereka berasal dari kelaurga PNS, wiraswasta, petani, nelayan, dan lain-lain.
Implementasi pendidikan religiusitas diterapkan di SMA 1 Comal dalam berbagai tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sayangnya, menurut penelitian dosen Sosiologi Unnes Afsya Oktafiani Hastuti, implementasi pendidikan karakter religius dalam tahap persiapan pembelajaran belum terlihat spesifik.
“Perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru Sosiologi masih bersifat umum. Nilai karakter yang disertakan masih dalam bentuk deskripsi nilai karakter yang umum tidak merujuk hanya pada nilai karakter religius saja,” terangnya.
Pendidikan religius berlanjut ketika pembelajaran Sosiologi diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam risetnya, Ulfa menerangkan, siswa menganggap bahwa guru merupakan sosok yang harus bisa menjadi model. Hal itu berlanjut dalam evaluasi. Oleh karena itu, peran guru sangat penting. Mereka perlu menempatkan diri sebagai teladan bagi seluruh siswanya.
Implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran Sosiologi yang terdapat di SMA Negeri 1 Comal merupakan sebuah proses yang dilakukan terus-menerus untuk meningkatkan karakter religius dalam diri siswa.
“Integrasi nilai-nilai agama dengan materi pembelajaran menunjukkann, nilai-nilai agama tidak melulu hadir dengan doktrin agama yang berkaitan dengan wahyu Tuhan dan sabda Nabi. Alternatif yang dapat dijadikan sarana penanaman nilai agama kepada generasi bangsa adalah melalui disiplin ilmu lain,” terangnya.
Meski demikian, diakui pihak sekolah bahwa ada kendala yang membuat implemntasi pendidikan religius belum berjalan sempurna. Ketiga kendala yang paling dirasakan adalah perbedaan tingkat pemahaman siswa, pengaruh lingkungan di luar sekolah, dan kurangnya kontrol guru terhadap pelaksanaan pendidikan karakter religius.
Perbedaan tingkat pemahaman siswa bisa disebabkan karena adanya perbedaan kemampuan potensial dan kecakapan nyata siswa. “Sedangkan pengaruh dari lingkungan luar sekolah dan lemahnya kontrol guru terhadap implementasi karakter religius pada siswa lebih disebabkan dengan adanya kecenderungan mengenai proses sosialisasi yang tidak sempurna,” pungkas Afsya.

Siswa SMA Negeri 1 Comal, Banggakan Pemalang Dengan Film Pendek “Andi”

Pemalang, Harian Pemalang – Festival Film Pendek Indonesia atau Indonesia Short Film Festival (ISFF 2016) yang selenggarakan oleh SCTV sebagai rangkaian peringatan HUT ke 26 telah selesai. Kategori yang dilombakan dalam Indonesian Short Film Festival 2016 adalah:
1. Film Pendek Drama Terbaik
2. Film Pendek Thriller Terbaik
3. Film Pendek Komedi Terbaik
4. Film Pendek Action Terbaik
5. Film Pendek Animasi Terbaik
6. International Short Film Terbaik
7. Film Pendek Favorit (pilihan pemirsa melalui www.vidio.com).
“ANDI” pemenang Favorit pilihan pemirsa produksi Smanco Smart adalah karya anak-anak Pemalang dari SMA Negeri 1 Comal. Film pendek dengan sutradara Suto Setiadi dengan pemain utama Andi Purwa Negara sebagai Andi, Dies Valie Vivanda sebagai ibu Andi dan Ivory Petricia Princes sebagai adik Andi, serta di didukung pemain pembantu yang lain. Mengambil lokasi shooting sekitar pasar Comal, kawasan konservasi hutan mangrove Ulujami Pemalang dan seputar wilayah Comal. Film ini menceritakan tentang sosok Andi yang sangat peduli terhadap lingkungan meskipun hanya seorang juru parkir.
Penggarapan film ini kurang lebih menghabiskan waktu 2 bulan dengan mulai syuting selepas kegiatan belajar di sekolah. Namun demikian mereka tidak lantas sendirian untuk membuat film dan berjungkir balik untuk mencapai prestasi ini, ada peran penting yang mampu memberikan motivasi bagi mereka yakni guru mereka sendiri Chotim Aristanti. ”Mereka memiliki kegiatan di luar sekolah, saya mengetahui dan peduli untuk mengarahkan mereka,” ucap Chotim
Menurutnya tidak ada ekskul sinema di sekolah, sementara dia sendiri hanya seorang guru teknologi informatika dan komputer (TIK) di SMA 1 Comal. Karena itu bersama siswa-siswanya belajar bersama-sama untuk memproduksi film pendek tersebut.
Chotim yang menguasai ilmu TIK, memadukannya dalam pembuatan dan pengelolaan film selama mengikuti festival film pendek. Upaya yang dilakukan untuk meraih prestasi yang tinggi itu adalah dengan memanfaatkan teknologi juga, selain komputer yakni internet dan telepon seluler. ”Kami meminta bantuan kepada semua siswa untuk memberikan penilain terhadap film selama mengikuti festival,” ucapnya.
Siswa bisa memberikan penilaian melalui surat elektronik yang sosialisasinya dilakukan dengan media telepon selular menggunakan nomor pribadi, media sosial, penyebarluasan pesan di grup-grup BBMdan Watshapp. Selain meminta dukungan ke siswa juga ke keluarga besar sekolah yang diteruskan lagi kepada lingkungan masing-masing.
Atas prestasi tersebut, Smanco Smart berhak mendapatkan hadiah Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) yang akan diberikan pada puncak peringatan HUT ke 26 SCTV yang rencananya pada Rabu, (24/8). (Red. HP /Andi Purwonegoro)

Olimpiade Sosiologi se-Indonesia, SMA N 1 Comal Raih Piala Rektor

Siswa SMA Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang M Rifki berhasil menjadi juara umum dalam Olimpiade Sosiologi SMA/SMK se-Indonesia Tahun 2015. Dengan hasil itu, SMA Negeri 1 Comal berhak membawa pulang Piala Rektor Unnes.
Kegiatan Olimpiade Sosiologi SMA/MA Se Indonesia III tahun 2015 telah dilaksanakan pada Sabtu 19 September 2015 oleh Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS Unnes.
Ketua panitia Nurul Fatimah SPd MSi menjelaskan Olimpiade Sosiologi diikuti oleh 371 siswa dan 161 guru yang berasal dari 107 sekolah, dari 9 provinsi di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan antusiasme sekolah dibandingkan Olimpiade Sosiologi tahun 2013 yang dihelat dua tahun lalu.
Acara ini di selenggarakan dengan tujuan untuk menciptakan iklim akademik yang kompetitif, sehat, cerdas serta berkarakter antar sekolah se-Indonesia, khususnya bidang sosiologi.
“Selain itu, olimpiade juga bermanfaat untuk meningkatkan minat siswa untuk menekuni bidang studi Sosiologi,” kata Nurul.
Tema Kegiatan Olimpiade kali ini adalah “Membangun Karakter dan Solidaritas melalui Kompetisi yang Sportif menuju Generasi Indonesia Pintar”. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor IV Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Prof.Dr YL Sukestiyarno, M.Sc.
Dalam kegiatan Olimpiade Sosiologi SMA/MA Se Indonesia yang berlangsung dalam 4 babak. M Rifki dari SMA N I Comal Pemalang berhasil menjaid juara I, Juara II diraih oleh Hartono dari SMA N I Boyolali, dan Juara III diraih oleh Fahmi Irfan Zaki dari MA Husnul Khotimah Kuningan Jabar.
Adapun untuk juara harapan I diraih Al-Ghifari Farhan Muzaki dari SMA Ekselensia Indonesia Bogor, Juara harapan II diraih oleh Sri Handayani dari SMA N I Yogyakarta dan juara harapan III diraih oleh Eka Fitri Susanti dari SMA N I Purworejo.
Olimpiade Sosiologi dan Antropologi akan kembali digelar dua tahun mendatang.

KEBIASAAN KESALAHAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA

Pelangipost.com - Assalamualaikum wr wb,,,,,,,,,,,,,,, Selamat malam rekan-rekan guru semua yang berada diseluruh Indonesia, malam ini pelangipost,com akan membagikan informasi mengenai, ,,,,,,
 
Guru merupakan propesi yang sangat mulia, karena ada dua tugas berat yang mereka  emban  dan itu tidaklah mudah yaitu mengajar dan mendidik. Banyak guru yang sukses dalam mengajar namun gagal total dalam mendidik, dikarenakan berdasarkan fakta demikian Mendidik jauh lebih sulit dari pada mengajar.
Kesalahan dari orang tua adalah menyerahkan pendidikan terhadap anak sepenuhnya kepada guru di sekolah tanpa berfikir untuk mendidik anak di rumah. ini merupakan kesalahan besar. karena guru di sekolah itu tidak hanya mengayomi 1-10 anak, ada banyak anak yang harus diurus. waktu yang tidak cukup pada jam sekolah ditambah lagi guru ada kegiatan lain baik dari pemerintahan atau program sekolah.
 
Kesalahan Guru dalam Mendidik ini kerap kali  terjadi di instansi pendidikan sekolah-sekolah umumnya pada sekolah tingkat pendidikan SMP dan SMA. menurut para pakar pendidikan baik di eropa dan Asia dalam setiap situs resminya mereka menyatakan bahwa pendidikan merosot bukan karena guru yang tidak mampu dalam mendidik,  namun kesalahan dalam penerapan pendidikan itu yang sering tidak valid. karena masih banyak guru yang belum mengerti sistematis pendidikan, singkatnya penerapan pendidikan itu tidak sama pada setiap anak.
 
Beberapa Kesalahan Guru dalam Mendidik Anak 
 
Dalam hal ini pelangipost.com merangkum beberapa Kesalahan Guru dalam Mendidik yang kerap terjadi di sekolah.
 
Monoton dalam penerapan
Dimanapun sekolahnya, pasti ada guru yang demikian, sangat monoton dalam mendidik. selalu membandingkan diri pribadi dengan siswanya atau membandingkan setiap zaman. biasanya kebiasaan ini dimulai dengan pengucapan kata:
 
"Dulu bapak rajin belajar pergi ke sekolah meskipun bapak jalan kaki sejauh 10 km"
 
Pada anak sekolah zaman sekarang, Perkataan-perrkataan demikian atau seperti kata diatas, hanya membantu 10% dan bahkan sang guru dicemoohkan siswanya. jelas berbeda sikon pelajar dulu dan sekarang. terkadang guru berharap perkataan ini bisa menjadi motivasi, tanpa pernah berfiki ada anak yang kecewa, kesal, tidak suka dan lain-lain.
 
 
Atau lebih sering membandingkan satu siswa dengan siswa lain dalam kemampuan. sang guru berharap ini bisa menjadi motivasi, tapi sesungguhnya itu hanya menjadi bomerang bagi guru, siswa malas dan tidak suka. kalu sudah tidak suka pasti inputnya bagi pembelajaran dan pendidikan akan minus.
 
Keras dan memaksa
Pembelajaran dan pendidikan sangat tidak cocok denga menerapkan sistem paksaan, sangat ironis jika guru terlalu memaksa siswanya untuk mampu dan harus bisa. selain itu mendidik dengan sistem kekerasan juga tidak akan memberikan dampak atau efek positif bagi pelajar. kekerasan dalam perkataan dan tindakan tidak akan pernah melahirkan nilai yang positif.
 
Ortodok dan kaku
Sikap kaku dari seorang guru  banyak ditemukan pada kalangan guru di negara kita ini, menyamakan penerapan pembelajaran dan pendidikan pada semua elemen siswa. singkatnya bahwa mendidik siswi tidak bisa disamakan dengan siswa, jika itu tetap dilakukan outputnya lahirlah generasi pemuda yang lemah karakter banci dan pengecut dan lain-lain.
 
Sistem Kaku dalam mendidik, guru hanya memiliki satu teori yang selalu diunggulkan seperti kerap menasehati, ceramah terus tanpa henti. pada zaman sekarang teori ceramah dalam mendidik hampir tidak bisa digunakan terus menerus karena karakter anak lebih banyak melihat bukan mendengar. jika seorang guru hanya mampu ceramah dan berkoar-koar atau menasehati tanpa ada pengaplikasian pada diri, rentan pendidikan tersebut outputnya gagal total.
 
Sembrono ucapan dan tingkah laku
Pada zaman sekrang hanya sedikit guru yang memiliki wibawa dihadapan peserta didiknya, apalagi semenjak diterapkannya sistem pendidikan karakter dari barat yang berkembang pesat di indonesia, guru harus menjadi patner, menjadi teman dan lain-lain, sehingga haibah guru ambruk.  guru yang tidak dihargai muridnya berdasarkan kapasitas guru tersebut. 
 
Perktaan dan tingkah laku guru akan selalu diperhatikan siswa, bahkan sampai pakaian yang dikenakan gurunya pun mereka perhatikan. jika seorang guru berkata tidak sepantasnya atau bertingkah laku tidak wajar atau cara berpakaian yang tidak mencerminkan yang baik, maka itu akan menjadi nilai negatif.
 
Jika sudah demikian apapun yang diajarkan sang guru, akan tertutupi dengan sikapnya yang kurang baik 
 
Inilah contoh Kesalahan Guru dalam Mendidik, terkadang guru menganggap langkah dan teorinya itu baik tanpa memperhatikan jenis atau elemen siswa yang ia hadapi, maka hasilnya mengacu pada ranah negatif.